This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

MINTA DI RUQYAH ITU TERCELA & TIDAK BISA MASUK GOLONGAN YG BEBAS HISAB DI HARI KIAMAT NANTI ?? - Al Qur'an

MINTA DI RUQYAH ITU TERCELA & TIDAK BISA MASUK GOLONGAN YG BEBAS HISAB DI HARI KIAMAT NANTI ??vesoe.blogspot.com - Oleh : Syaikh Dr Abdullah bin Nashir al Sulmi

Para ulama berselisih pendapat tentang hadits ni : [yaitu hadits yg mengatakan bahwa salah satu ciri orang yg masuk surga tanpa hisab adlh orang yg tak minta diruqyah].
Imam Bukhari di dlm kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bahwa beliau berkata :
"Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi / dua orang nabi yg berjalan dgn diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yg tak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ni ummatku? Maka ada yg menjawab: 'Ini adlh Musa dan kaumnya, ' lalu dikatakan, 'Perhatikanlah ke ufuk.' Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.' Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yg berkata, 'Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yg akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, 'Kita orang-orang yg beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu / anak-anak kita yg dilahirkan dlm Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.' Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, lalu beliau keluar dan berkata, 'mereka adlh orang yg tak minta diruqyah (dimanterai), tak meramal nasib dan tak mita di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal." [HR. Bukhari 8270]
Sebagian ulama berpendapat sebagaimana dlm berbagai buku syarah / penjelasan hadits, bahwa makna hadits tersebut sebagaimana makna zhahirnya. Sehingga seorang itu meminta orang lain untk meruqyahnya maka dia tak akan termasuk ke dlm hadits di atas.
Sedangkan sebagian ulama yg lain dan mereka adlh a-immah muhaqqiqun [para ulama yg teliti dan jeli] berpendapat bahwa maksud pokok hadits hadits adlh bagian akhirnya yaitu mereka adlh orang orang yg hanya bertawakkal kepada Allah.
Sehingga seorang itu benar benar bertawakkal alias menggantungkan hatinya kepada Allah maka tidaklah masalah berbagai usaha yg dia lakukan asalkan dia tak bertawakal [menggantungkan hatinya] dgn usaha yg dia lakukan.
Oleh karena itu jika seorang yg sakit itu meminta kepada orang lain untk meruqyah dirinya dan dia sendiri benar benar tawakkal kepada Allah maka itu mengapa.
Ciri orang yg masuk surga tanpa hisab dlm hadits di atas bisa kita kategorikan menjadi dua bagian:
Pertama, perkara yg terlarang dlm syariat. Itulah perasaan perasaan sial. Orang yg memiliki perasaan sial itu telah menjadikan sebagian sebab seakan akan sarana tercegahnya nikmat / terjadinya marabahaya. Oleh karena orang jahiliah manakala melihat burung terbang ke arah timur maka dia berprasangka akan timbulnya marabahaya. Tapi jika dia jumpai burung terbang ke arah barat maka yg muncul adlh perasaan yg lain.
Allah ingin menjelaskan bahwa sebab yg diyakini oleh sebagian orang sebagai sebab padahal syariat / hukum kausalitas tak menetapkannya sebagai sebab maka menggantungkan hati padanya / melakukannya adlh syirik besar jika dia menyakini bahwa sebab tersebut memberi manfaat / bahaya dgn sendirinya. Jika tanpa keyakinan tersebut sehingga yg terjadi hanyalah menyakini sebab yg bukan sebab secara syariat / pun hukum kausalitas yg ada di alam semesta maka itu terhitung syirik kecil yg disebut oleh para ulama dgn sebutan kufrun duna kufrin / kekafiran yg kecil.
Kedua, perkara yg mengurangi kadar tawakkal seseorang. Itulah minta diobati dgn cara kay dan minta untk diruqyah.
Berdasarkan uraian di atas maka orang yg memang perlu diruqyah lantas dia meminta kepada orang lain untk meruqyah dirinya dlm keadaan dia yakin bahwa yg menyembuhkan adlh Allah sedangkan ruqyah hanyalah usaha / lantaran sehingga tentu saja dia tak berkeyakinan bahwasanya kesembuhan itu di tangan fulan si peruqyah maka hukum hal tersebut adlh tak mengapa.
Para ulama mengatakan bahwa diantara bukti yg menunjukkan benarnya pendapat yg kedua adlh seorang itu secara umum diperintahkan untk berobat.
Kita semua tahu bahwa boleh jadi kesembuhan si sakit sebabnya adlh dokter tapi pd kenyataannya hal ni tidaklah terlarang. Tidaklah menutup kemungkinan, pengobatan dokter -dikarenakan lemahnya tawakkal- itu lebih berkesan dlm hati dari pd kesan yg timbul karena ruqyah.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa yg jadi pokok masalah adlh tawakal kepada Allah dgn sebenar benarnya.
Tapi tidaklah diragukan bahwa meminta diruqyah / diobati dgn cara kay / semisalnya menyebabkan melemahnya tawakal seseorang kecuali jika tawakalnya benar benar terjaga. Jika tawakkal benar benar terjaga maka meminta ruqyah itu tidaklah mengapa.
Demikian penjelasan Syaikh Dr Abdullah bin Nashir al Sulmi mengenai permasalahan ini.
Penjelasan beliau bisa disimak pd menit 02:45 sampai 05:37 dlm kajian yg bisa dijumpai pd link berikut : http://safeshare.tv/w/uHrxBaSpNG
MINTA DI RUQYAH ITU TERCELA & TIDAK BISA MASUK GOLONGAN YG BEBAS HISAB DI HARI KIAMAT NANTI ??

Sumber : http://ustadzaris.com/minta-ruqyah-tercela

other source : http://twitter.com, http://log.viva.co.id, http://abuayaz.blogspot.com

0 Response to "MINTA DI RUQYAH ITU TERCELA & TIDAK BISA MASUK GOLONGAN YG BEBAS HISAB DI HARI KIAMAT NANTI ?? - Al Qur'an"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *