
Dalam hadist Sahih Bukhari diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w sedang berjalan-jalan bersama para Sahabat pd suatu hari. Kemudian mereka melihat seseorang yg mempunyai kedudukan tinggi dan berpakaian mewah melintas. Rasulullah s.a.w bertanya kepada para Sahabat “Apa pendapat kalian tentang orang ini?” Mereka berkata “Jika dia berbicara, orang-orang akan mendengarkannya. Dan jika dia menjadi perantara mewakili orang lain, maka perwakilannya akan diterima. Lalu jika dia melamar siapapun untk menikah, maka lamarannya jg pasti diterima.”
Kemudian Rasulullah s.a.w melihat orang lainnya lewat, tapi dia adlh orang yg miskin, berpakaian compang-camping, dan tentu saja tak punya jabatan. Dan Rasulullah s.a.w bertanya “Bagaimana pendapat kalian tentang orang yg ini?” Mereka berkata “Jika dia berbicara, tak ada yg akan mendengarkannya. Dan jika dia menjadi perantara mewakili orang lain, tak ada yg mau menerima perwakilannya. Dan jika dia melamar siapapun untk dinikahinya, maka lamarannya pasti ditolak.”
Rupanya Rasulullah s.a.w ingin menyampaikan suatu pelajaran. Rasulullah s.a.w bersabda “Tapi orang yg miskin tersebut lebih baik daripada seluruh bumi dipenuhi oleh orang yg kaya tadi.” Bayangkanlah, seseorang yg tak punya harta, tak diterima masyarakat, berkedudukan rendah lebih baik daripada seluruh bumi dipenuhi orang yg berkedudukan tinggi tadi.
Jadi disini Rasulullah s.a.w mendefinisikan kembali gagasan tentang kemuliaan seseorang. Dan Rasulullah s.a.w melakukan ni dlm beberapa kesempatan. Misalnya kita tahu bahwa Ibn Mas’ud r.a adlh seorang Sahabat r.a yg mulia. Tapi dia begitu pendek, tubuhnya seperti kurcaci.
Dan pd suatu hari ketika Ibn Mas’ud r.a memanjat sebuah pohon untk mendapatkan siwak dari pohon arak, angin menerpanya ketika dia memanjat. Dan para Sahabat tertawa karena kaki Ibn Mas’ud jadi kelihatan. Rasulullah s.a.w bertanya “Kenapa kalian tertawa?” Mereka berkata “Ya Rasulullah, kakinya begitu kurus seperti dua ranting kecil.” Dan Rasulullah s.a.w bersabda “Tapi kalian tak mengerti. Kedua kakinya pd hari kiamat akan seberat Gunung Uhud.”
Dapatkah anda membayangkan itu? Di timbangan Allah s.w.t Yang Maha Adil, kedua kakinya akan seberat Gunung Uhud. Benar-benar suatu kemuliaan yg diberikan Allah s.w.t kepada Ibnu Mas’ud r.a.
Jadi ketika anda serba berkekurangan harta / mungkin anda terlahir dlm keadaan lumpuh, janganlah berkecil hati. Anda tetap berkesempatan untk menjadi seseorang yg mulia di mata Allah s.w.t.
source : http://docstoc.com, http://news.detik.com, http://www.lampuislam.org
0 Response to "[Kisah Ketaqwaan] Kemuliaan di Mata Allah"
Post a Comment