vesoe.blogspot.com - Apakah jin jg berpuasa dan berlebaran seperti halnya manusia?
Allah berfirman, Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untk beribadah kepada-Ku (QS. Adz-Dzaariat [51]: 56). Jika kita berkaca pd ayat ini, maka tentu jin pun akan berpuasa dan berlebaran untk mendapatkan pahala dan ridha Allah. Sebab, puasa adlh bagian dari ibadah wajib kepada Allah. Tentu, jin (Muslim) pun tak ingin masuk neraka hanya karena tak berpuasa.
Dari ayat ni pula sebenarnya bisa kita ambil kesimpulan bahwa di antara jin jg ada yg Muslim seperti manusia. Jin muslim inilah yg selalu taat kepada Allah dan melaksanakan segala perintah-Nya seperti halnya seorang manusia yg beriman dan bertakwa.
Namun, apakah puasanya jin itu sama seperti puasanya manusia yaitu dimulai sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari? Tidak ada dalil yg pasti mengenai ini. Namun, banyak yg berpendapat bahwa seperti halnya manusia jin Muslim jg mengikuti syariat Nabi-nabi mereka. Karena sekarang kita hidup dgn syariat Nabi Muhammad, maka jin Muslim pun mengikuti syariat beliau.
Sebagai makhluk yg mengikuti syariat Nabi Muhammad, tentu semua ibadah yg dikerjakan oleh jin jg sama dgn yg dikerjakan oleh manusia, termasuk cara puasa mereka. Artinya, kemungkinan besar jin pun berpuasa dgn menahan rasa lapar, dahaga dan seksual mereka sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari.
Menurut Panji Semirang, golongan jin beribadah menurut syariat pd masa Nabi berada. Untuk sekarang para jin beribadah mengikuti cara Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an menguatkan persepsi ni dlm QS Al-Jin,
Katakanlah (hai Muhammad): Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an) lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yg menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada jalan yg benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tak akan mempersekutukan seorang pun dgn Tuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tak beristri dan tak (pula) beranak. (Al-Jin [72]: 1-3).
Ayat di atas nampak bahwa jin pun sangat bergairah untk belajar al-Qur’an pd Nabi. Diakui sendiri oleh para jin bahwa al-Qur’an telah memberikan hidayah yg luar biasa. Tanpa sadar, landasan ilmiah ni menegaskan bahwa sistem peribadatan mereka (para jin) jg sama dgn manusia yaitu membaca al-Qur’an, shalat dan berpuasa.
Dalam dunia ghaib dikenal istilah Lailatul Jin (Malam Jin). Malam jin adlh malam di mana mereka menemui Rasulullah kemudian Rasul bersama mereka mendatangi kaum jin tersebut. Saat itulah, kaum jin mempelajari agama Islam dan mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an.
Sekali lagi, istilah ni menegaskan akan korelasi antara jin dan manusia untk sama-sama mereguk syariat Nabi Muhammad. Ini artinya, sudah tentu jin pun berpuasa ketika hari yg mulia ni tiba. Tentunya, setelah itu mereka akan melakukan perayaan syukuran yg disebut dgn lebaran. Hanya saja, kita tak tahu konsepsi lebaran mereka? Yang jelas, mereka tak akan makan ketupat lebaran seperti halnya manusia. Sebab, mereka memiliki jenis makanan sendiri.
Menarik sebuah perkataan dari Allamah Thaba’thabai. Beliau pernah berkata demikian, Telah dinukil dari jin bahwa semua agama dan mazhab yg diikuti oleh umat manusia jg terdapat pd jin kecuali mazhab ahlul-sunnah. Karena segolongan jin yg menyaksikan Ghadir-Khum (pelantikan Imam Ali di Ghadir Khum) masih hidup sampai saat ni dan mereka ikut bersaksi atas pelantikan Imam Ali sebagai khalifah oleh Rasulullah Saw.
Dari perkataan di atas jelas bahwa jangankan persoalan ritual puasa yg merupakan kewajiban makhluk Tuhan yg terkena taklif, persoalan mazhab pun Jin memilikinya seperti halnya manusia. Artinya, di dlm alam jin jg ada madzhab / golongan yg berkiblat pd imam tertentu. Sebab, mereka jg punya ulama, ustadz dan pakarnya sendiri-sendiri seperti jg manusia.
Suatu ketika sahabat Imam Muhammad Baqir bernama Abu Hamzah berkunjung ke rumah beliau. Karena masih ada tamu lain yg sedang berbicara dgn Imam, dia menunggu di luar rumah. Ketika para tamu itu keluar, tak satu pun yg dikenalnya. Kemudian dia meminta izin untk masuk dan menganjurkan agar Imam waspada terhadap para tamu asing itu, karena boleh jadi mereka itu adlh mata-mata Bani Umayyah yg tak segan-segan menumpahkan darah. Imam memberitahukan bahwa para tamu asing itu adlh jin-jin Muslim yg menanyakan berbagai persoalan masalah agama kepada beliau.
Dari kisah nyata di atas yg penulis ambil dari karya Ruqayyah Yaqubi, Laskar Api: Buku Paling Pintar Tentang Jin, jelas bahwa jin yg beragama Islam pun banyak bertanya pd manusia tentang syariat yg dibawa Nabi Muhammad Saw. Ini artinya, bahwa perilaku religiusitas jin Muslim jg sama persis dgn yg dilakukan oleh manusia, baik dlm shalatnya, puasanya, dan (mungkin) lebarannya.
Bahkan, telah dinukilkan dari Ummu Salamah, istri baginda Rasul Saw. bahwa semenjak wafatnya baginda Rasul Saw. dia tak pernah lagi mendengar tangisan jin. Hingga suatu malam kembali dia mendengar suara tangis jin, dan ternyata di hari itu, Al-Imam Husein as telah gugur syahid. Seorang wanita jin menangisi Imam Husein, dan berkata:
Wahai kedua mataku, menangislah sekuatnya, karena setelahku nanti, siapa lagi nanti yg akan menangisi para syuhada Karbala. Menangislah untk manusia-manusia suci yg ajal telah membawa mereka kepada penguasa keji dari turunan budak.
Kisah yg diambil dari karya Ali Ridha Tijali Tehrani yg berjudul Jin dan Setan ni menunjukkan bahwa bangsa jin yg beragama Islam pun sangat berduka ketika orang yg dikasihi Allah meninggal dunia. Jika mereka tak beriman, tak mungkin mereka menangisi syuhada yg tewas di medan laga. Inilah sebuah simbol bagaimana bangsa jin Muslim pun memiliki ikatan psikologis yg kuat dgn bangsa manusia, apalagi yg beriman dan bertakwa kepada Allah.
Dalam kitab Laali al-Akhbar disebutkan, seorang zahid yg bersahabat dgn jin mukmin menceritakan, kala itu, ia sedang duduk di masjid di antara barisan, kemudian muncul teman jinnya seraya bertanya kepadanya, Bagaimana kamu melihat hati orang-orang yg berada di masjid ini?
Sebagian dari mereka tidur dan sebagian lagi terjaga, jawabnya.
Apa yg engkau lihat di atas kepala mereka? Tanyanya lagi.
Aku tak melihat sesuatu apapun, katanya.
Lantas jin itu mengusap matanya dgn tangannya dan berkata, Sekarang perhatikan!
Tiba-tiba dia bisa melihat di tiap kepala mereka, berdiri seekor burung gagak.
Hanya saja, beberapa dari burung gagak tadi menutupi kedua mata orang yg berada di bawahnya dgn kedua sayapnya dan beberapa burung gagak lain tak selalu menutupi kedua mata orang yg di bawahnya, melainkan adakalanya burung itu mengangkat kedua sayapnya.
Apakah gagak itu? tanyanya kepada jin mukmin.
Si jin pun menjawab, Gagak-gagak itu adlh setan-setan penggoda. Manakala manusia melupakan Tuhannya, saat itu mereka akan menutupi mata manusia dgn kedua sayapnya, dan manakala manusia mengingat Tuhan-Nya, mereka akan mengangkat kedua sayap dari mata manusia.
Sekali lagi, kisah di atas menandaskan bahwa jin Muslim pun dikenakan taklif untk beribadah kepada Allah. Dari catatan ini, dpt diambil kesimpulan bahwa jin yg telah menyatakan dirinya bersyahadat jg melakukan poin-poin religius seperti yg dilakukan oleh manusia yg beriman dan bertakwa, yaitu shalat, puasa dan (mungkin) lebaran. Sebab, pd dasarnya, kehidupan alam jin sama dgn alam manusia.
Dalam konteks puasa, karena jin pun mengikuti syariat Nabi Muhammad Saw., maka ia pun menahan rasa lapar, haus dan seksualitas mereka sejak fajar hingga terbenamnya matahari pd bulan Ramadhan. Setelah mereka sebulan penuh berpuasa, mereka pun ikut merayakannya dgn suka cita, seolah perjuangan telah berhasil mereka lalui. Dalam konteks Muslim Indonesia, itulah yg dinamakan lebaran. Di alam jin, mungkin prosesnya sama, meski namanya berbeda. Yang jelas, mereka pun pasti akan merayakan suka cita pasca berpuasa, layaknya umat Muslim Indonesia merayakan lebaran. Wallahu a’lam bil shawab!
other source : http://epholic.blogspot.com, http://cnn.com, http://imgur.com
0 Response to "[Hidayah] DAN JIN PUN BERPUASA DAN BERLEBARAN"
Post a Comment