vesoe.blogspot.com - "Pagi yg istimewa", sahutku. Sembari mengeluarkan motor dari garasi, aku baru saja menyadari ada yg berbeda di pagi ini. Nuansa alam yg kusuka : mendung. Itulah yg membuatku makin terbakar untk bersemangat menuntut ilmu ke kampus. Ya, aku hanya butuh waktu tujuh menit untk tiba dikampus. Kali ni aku tak sedang ingin mengebut. Rasanya menikmati mendung pagi hari menjadi karunia tersendiri.
Setiba disana, aku menjalani kehidupan kampus dgn ceria. Kuliah kali ni cukup menyenangkan, setidaknya kali ni wawasanku teruji lantran beberapa kali diberi pertanyaan oleh dosen dan aku bisa menjawabnya. Meskipun tak semua jawaban yg kuberi adlh sempurna, tapi sang dosen cukup puas dgn argumen ilmiah yg kujabarkan. Hmm, menjadi wanita populer memang menyenangkan. disapa banyak kalangan, diperhatian banyak orang, dan yg pasti ni menjadi peluang agar bisa memberi lebih banyak manfaat bagi orang.
![]() |
Ilustrasi Wanita Sholihah |
Sore menjelang petang. "Saatnya pulang", pikirku. Langkah kecil ni mengarah pd lapangan parkir yg terletak di sudut kampus. Masih tersisa 5 motor, motorku salah satunya. Hmm, cukup sepi ternyata. Tanpa pikir panjang, kusegerakan diri mengeluarkan kunci motor dari saku rok-ku dan mengeluarkan STNK yg nantinya akan kusodorkan pd pak satpam untk di perikasa di ujung gerbang kampus. Tapi tiba-tiba, aku mengernyitkan dahi dan tanganku tertahan.Ada amplop cantik berwarna biru muda terselip di keranjang kecil motor "Mio" ku. Awalnya tangan ku ragu untk mengambilnya, sampai akhirnya kuyakini amplop itu tak lain adlh untukku, walau identitas pengirim tak terbaca oleh mata jeliku.
Kucoba merobek tepi amplop itu, hingga kutemukan secarik kertas berwarna putih dgn tulisan besar memenuhi kertas ukuran F4.
Deg!
Seketika mataku terbelalak, bibirku tak bergeming, tanganku berkeringat dingin, dan ...
"Allah!" aku berteriak.
Ternyata, tak sesholihah yg kukira.
Lututku lemas, dan tubuhku jatuh terduduk.. Aku.. aku menangis seketika itu jg membaca sepucuk surat yg hanya bertuliskan 1 kalimat itu. Tulisan tangan berwarna merah yg dibuat dgn ukuran ekstra besar.
Sepanjang perjalanan pulang dgn mengendarai motor, hampir sering aku melamun. Klakson motor dan mobil menegurku berkali-kali. Puffh, di otakku hanya ada kejadian itu. Hanya itu. Hanya itu. Sampai akhirnya setibaku dirumah, wudhu menjadi pelarianku. Adzan magrib yg bersahut-sahutan itu makin membuatku ingin bergegas. Bergegas takbir, sujud dan salam. Sudah cukup, hatiku tak kuat lagi menahan teguran itu..
***
Aku hanya wanita yg dititipkan keindahan oleh-Nya. Pintar, kaya, cantik dan sholihah. Begitu kebanyakn penilaian orang padaku. Namun, sejak kejadian sore itu, hatiku terhenyak, seakan aku disadarkan akan suatu hal sering terlupakan.
Kupikir aku termasuk muslimah yg cukup berilmu. Tapi ternyata, seminggu sekali meluangkan waktu untk memperdalam ilmu agama, membuatku pandai mencari-cari alasan untk menghindar dari kajian keIslaman.
Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yg kukira.
Kupikir aku termasuk muslimah yg dicintai banyak orang. Tapi ternyata, tak sedikit yg sakit hanya karena lisan. Apa karena aku masih kekanak-kanakan, sehingga tak cukup dewasa menanggapi omongan orang?
Ya, kupikir aku sholihah, tapi ternyata, aku tak sesholihah yg kukira.
Kupikir aku termasuk muslimah yg teguh dlm pendirian. Tapi ternyata, aku sempat terpikir untk melepas jilbab yg telah lama kupakai. Entah mengapa, hal itu justru kejadian. Kuawali dgn memendekkan jilbabku, hingga tak menutup dada, sampai akhirnya kulepas itu semua dan tampaklah keindahan rambutku. Kini aku bebas bermain dgn teman-teman lelaki hingga larut malam, berfoto bersama mereka, mengupload-nya di facebook kesayangan. Hmm, bertelanjang dada dan paha menjadi keseharianku. Mungkin sekarang aku terlihat makin cantik dihadapan orang lain. Tapi entah, apakah aku terlihat cantik dihadapan penciptaku?
Ya, kupikir aku sholihah, tapi ternyata, aku tak sesholihah yg kukira.
Kupikir aku termasuk muslimah yg mampu menjaga pergaulan. Tapi ternyata, aku masih saja teguh dgn statusku sbg pacar dari lelaki yg bagiku dia adlh lelaki tertampan dan baik agamanya. Dulu, tepat 3 bulan yg lalu, aku sadar Allah sempat menegurku dgn ayat ni : Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adlh suatu perbuatan yg keji dan suatu jalan yg buruk. (Surah Al-Israa’ : 32).
Ya, mendekati zina! Aku.. aku mengakui itu adlh kebenaran. Tapi kini aku merasa aku menjadi wanita yg lemah tak berdaya, karena aku menyerah saat tahu bahwa aku terlanjur terpenjara oleh perasaan cinta yg tak halal.
Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yg kukira.
Kupikir aku termasuk muslimah yg mampu menjaga niatan dlm hati. Tapi ternyata, aku bangga menjadi wanita populer yg sering menampakkan diri di depan umum. Aku memang bukan sedang mengikuti ajang puteri indonesia yg intinya pamer kecantikan dan kepintaran. Aku jg bukan sedang mengikuti ajang miss universe yg salah satunyaa adlh pamer lekukan tubuh yg aduhaii.. tapi, hatiku gampang terkotori untk bangga mendapatkan pujian. Hatiku mudah terprovokasi untk riya’..
Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yg kukira.
Kupikir aku termasuk muslimah yg istiqomah mengamalkan ilmu agama. Tapi ternyata, aku pernah berdua-duaan dgn seorang lelaki yg bukan mahram. Aku menyadari, ada muslimah lain yg bisa kuajak menamaniku bertemu lelaki itu, tapi entahlah.. aku segan memintanya menemaniku. Hhmm segan? Tidak. Aku hanya ingin sedikit menikmati rasanya berdua dgn seorang lelaki walau dlm tempo yg tak lama
Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yg kukira.
Kupikir aku termasuk muslimah yg lembut hati dan tuturkatanya. Tapi ternyata, diusiaku yg dewasa, masih saja aku membentak orang tua. Sedikit membentak, lebih tepatnya.Aku tahu, orang tua adlh harta berharga. Aku tau lambat laun mereka akan dipanggil oleh-Nya, tapi entah mengapa.. aku tak cukup sabar melayani nasihat mereka.
Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yg kukira.
Kupikir, aku termasuk muslimah yg berkontribusi banyak untk umat. Tapi ternyata, aku menjadi muslimah yg tak jauh beda dgn orang-orang yg sukanya menghina dan mencela jam'aah yg berjuang di jalan dakwah. aku sadar, menjadi orang yg tak mencintai dakwah, menghambat dakwah, dan menjatuhkan citra dakwah, adlh sama halnya dgn menjadi musuh agama Allah.
Ya, kupikir aku sholihah, tapi ternyata aku tak sesholihah yg kukira.
Aku hampir saja sombong dlm menilai diriku sendiri. Sampai akhirnya, Allah menegurku dgn kuasa-Nya. Aku tertipu tak lain oleh diriku sendiri.
Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yg kukira.
Baca Juga: Cerita Inspiratif Islami: 17 Juta, Aku Kaya??
Kini aku sadar, berIslam dgn kaffah (menyeluruh) adlh hal yg menjadi tuntutan. Ya, tuntutan yg sengaja kubuat untk diriku sendiri, agar aku menjadi sholihah tak setengah-setengah. agar kelak aku menjadi istri yg sholihahnya tak setengah-setengah dan agar aku kelak menjadi ibu yg sholihahnya tak setengah-setengah pula..
Tak lain adlh untk diriku dan untk semua muslimah yg kucintai karena Allah : "Sesungguhnya kita begitu berharga.."
Penulis: Meralda Nindyasti
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
other source : http://detik.com, http://imgur.com, http://kabarmakkah.com
0 Response to "[Haji] Cerpen Islami: Ternyata, Tak Sesholihah Yang Kukira..."
Post a Comment