vesoe.blogspot.com - Tak seorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dlm keimanan sehingga meninggal dlm keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita. Tulisan ni insya'allah membantu kita dlm usaha mulia itu.
Tsabat (kekuatan keteguhan iman) adlh tuntutan asasi tiap muslim. Karena itu tema ni penting dibahas. Ada beberapa alasan mengapa tema ni begitu sangat perlu mendapat perhatian serius.
Pertama, pd zaman ni kaum muslimin hidup di tengah berbagai macam fitnah, syahwat dan syubhat dan hal-hal itu sangat berpotensi menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhan muthlak, bahkan lebih dibutuhkan dibanding pd masa generasi sahabat, karena kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum.
Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi (perpindahan) agama. Jika pd awal kemerdekaan jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 90 % maka saat ni jumlah itu telah berkurang hampir 5%. Ini tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam. Untuk menga-tasinya diperlukan jalan keluar, sehingga tiap muslim tetap memiliki kekuatan iman.
Ketiga, pembahasan masalah tsabat berkait erat dgn masalah hati. Padahal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Dinamakan hati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikan bulu yg ada di pucuk pohon yg diombang-ambingkan oleh angin." (HR. Ahmad, Shahihul Jami' no. 2361)
Maka, mengukuhkan hati yg senantiasa berbolak-balik itu dibutuhkan usaha keras, agar hati tetap teguh dlm keimanan.
Dan sungguh Allah Maha Rahman dan Rahim kepada hambaNya. Melalui Al Qur'an dan Sunnah RasulNya Ia memberikan petunjuk bagaimana cara mencapai tsabat. Berikut ni penjelasan 15 petunjuk berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah untk memelihara kekuatan dan keteguhan iman kita.
Akrab dgn Al Qur'an
Al Qur'an merupakan petunjuk utama mencapai tsabat. Al Qur'an adlh tali penghubung yg amat kokoh antara hamba dgn Rabbnya. Siapa akrab dan berpegang teguh dgn Al Qur'an niscaya Allah memeliharanya; siapa mengikuti Al Qur'an, niscaya Allah menyelamatkannya; dan siapa yg mendakwahkan Al Qur'an, niscaya Allah menunjukinya ke jalan yg lurus. Dalam hal ni Allah berfirman: "Orang-orang kafir berkata, mengapa Al Qur'an itu tak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami teguhkan hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)." (Al Furqan: 32-33)
Beberapa alasan mengapa Al Qur'an dijadikan sebagai sumber utama mencapai tsabat adalah: Pertama, Al Qur'an menanamkan keimanan dan mensucikan jiwa seseorang, karena melalui Al Qur'an, hubungan kepada Allah menjadi sangat dekat. Kedua, ayat-ayat Al Qur'an diturunkan sebagai penentram hati, menjadi penyejuk dan penyelamat hati orang beriman sekaligus benteng dari hempasan berbagai badai fitnah. Ketiga, Al Qur'an menunjukkan konsepsi serta nilai-nilai yg dijamin kebenarannya. Karena itu, seorang mukmin akan menjadikan Al Qur'an sebagai ukuran kebenaran. Keempat, Al Qur'an menjawab berbagai tuduhan orang-orang kafir, munafik dan musuh Islam lainnya. Seperti ketika orang-orang musyrik berkata, Muhammad ditinggalkan Rabbnya, maka turunlah ayat: "Rabbmu tidaklah meninggalkan kamu dan tak (pula) benci kepadamu." (Adl Dluha: 3) (Syarh Nawawi,12/156) Orang yg akrab dgn Al Qur'an akan menyandarkan semua perihalnya kepada Al Qur'an dan tak kepada perkataan manusia. Maka, betapa agung sekiranya penuntut ilmu dlm segala disiplinnya menjadikan Al Qur'an berikut tafsirnya sebagai obyek utama kegiatannya menuntut ilmu.
Iltizam (komitmen) terhadap syari'at Allah
Allah berfirman: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yg beriman dgn ucapan yg teguh itu dlm kehidupan di dunia dan di akherat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yg zhalim. Dan Allah berbuat apa saja yg Ia kehendaki." (Ibrahim: 27)
Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yg dimaksud. "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yg diberikan kepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An Nisa': 66)
Karena itu, menjelaskan surat Ibrahim di atas Qatadah berkata:-"Adapun dlm kehidupan di dunia, Allah meneguhkan orang-orang beriman dgn kebaikan dan amal shalih sedang yg dimaksud dgn kehidupan akherat adlh alam kubur." (Ibnu Katsir: IV/421)
Maka jelas sekali, sangat mustahil orang-orang yg malas berbuat kebaikan dan amal shaleh diharapkan memiliki keteguhan iman. Karena itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa melakukan amal shaleh secara kontinyu, sekalipun amalan itu sedikit, demikian pula halnya dgn para sahabat. Komitmen untk senantiasa menjalankan syariat Islam akan membentuk kepribadian yg tangguh, dan iman pun menjadi teguh.
Mempelajari Kisah Para Nabi
Mempelajari kisah dan sejarah itu penting. Apatah lagi sejarah para Nabi. Ia bahkan bisa menguatkan iman seseorang. Secara khusus Allah menyinggung masalah ni dlm firman-Nya: "Dan Kami ceritakan kepadamu kisah-kisah para rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu dan dlm surat ni telah datang kepadamu kebenaran , pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yg beriman." (Hud: 120)
Sebagai contoh, marilah kita renungkan kisah Ibrahim Alaihis Salam yg diberitakan dlm Al Qur'an: "Mereka berkata, bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman, hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim maka Kami jadikan mereka itu orang-orang yg paling merugi." (Al Anbiya': 68-70)
Bukankah hati kita akan bergetar saat merenungi kronologi pembakaran nabi Ibrahim sehingga ia selamat atas izin Allah? Dan bukankah dgn demikian akan membuahkan keteguh-an iman kita? Lalu, kisah nabi Musa Alaihis Salam yg tegar menghadapi kezhaliman Fir'aun demi menegakkan agama Allah. Bukankah kisah itu mengingatkan kekerdilan jiwa kita dibanding dgn nabi Musa?
Tak sedikit umat Islam sudah merasa tak punya jalan karena kondisi ekonomi yg kurang menguntungkan misalnya, sehingga mau saja saat diajak kolusi dan berbagai praktek syubhat lain oleh koleganya. Lalu mereka mencari-cari alasan mengabsahkan tindakannya yg keliru. Dan bukankah karena takut gertakan penguasa yg tiranik lalu banyak di antara umat Islam (termasuk ulamanya) yg menjadi tuli, buta dan bisu sehingga tak melakukan amar ma'ruf nahi mungkar? Bahkan sebaliknya malah bergabung dan bersekongkol serta melegitimasi status quo (menganggap yg ada sudah baik dan tak perlu diubah).
Bukankah dgn mempelajari kisah-kisah Nabi yg penuh dgn perjuangan menegakkan dan meneguhkan iman itu kita menjadi malu kepada diri sendiri dan kepada Allah? Kita mengharap Surga tetapi banyak hal dari perilaku kita yg menjauhinya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kita ke jalan yg diridhaiNya.
Berdo'a
Di antara sifat hamba-hamba Allah yg beriman adlh mereka memohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, seperti do'a yg tertulis dlm firmanNya: "Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami." (Ali Imran: 8)
"Ya Rabb kami, berilah kesabaran atas diri kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami dari orang-orang kafir." (Al Baqarah: 250)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya seluruh hati Bani Adam terdapat di antara dua jari dari jemari Ar Rahman (Allah), bagaikan satu hati yg dpt Dia palingkan ke mana saja Dia kehendaki." (HR. Muslim dan Ahmad)
Agar hati tetap teguh maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan do'a berikut ni terutama pd waktu duduk takhiyat akhir dlm shalat.
"Wahai (Allah) yg membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pd din-Mu." (HR. Turmudzi)
Banyak lagi do'a-do'a lain tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam agar kita mendapat keteguhan iman. Mudah-mudahan kita senantiasa tergerak hati untk berdo'a utamanya agar iman kita diteguhkan saat menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Dzikir kepada Allah
Dzikir kepada Allah merupakan amalan yg paling ampuh untk mencapai tsabat. Karena pentingnya amalan dzikir maka Allah memadukan antara dzikir dan jihad, sebagaimana tersebut dlm firmanNya: "Hai orang-orang yg beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh-hatilah kamu dan dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya." (Al Anfal: 45)
Dalam ayat tersebut, Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yg amat baik untk mencapai tsabat dlm jihad.
Ingatlah Yusuf Alaihis Salam ! Dengan apa ia memohon bantuan untk mencapai tsabat ketika menghadapi fitnah rayuan seorang wanita cantik dan berkedudukan tinggi? Bukankah dia berlindung dgn kalimat ma'adzallah (aku berlindung kepada Allah), lantas gejolak syahwatnya reda?
Demikianlah pengaruh dzikrullah dlm memberikan keteguhan iman kepada orang-orang yg beriman.
(Bersambung...)
Menempuh Jalan Lurus
Allah berfirman: "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ni adlh jalanKu yg lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan (lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya." (Al An'am: 153)
Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mensinyalir bahwa umatnya bakal terpecah-belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Neraka kecuali hanya satu golongan yg selamat (HR. Ahmad, hasan)
Dari sini kita mengetahui, tak tiap orang yg mengaku muslim mesti berada di jalan yg benar. Rentang waktu 14 abad dari datangnya Islam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu, jalan manakah yg selamat dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah yg mesti kita ikuti dlm praktek keberaga-maan kita? Berdasarkan banyak keterangan ayat dan hadits , jalan yg benar dan selamat itu adlh jalan Allah dan RasulNya. Sedangkan pemahaman agama yg autentik kebenarannya adlh pemahaman berdasarkan keterangan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya. (HR. Turmudzi, hasan).
Itulah yg mesti kita ikuti, tak penafsiran-penafsiran agama berdasarkan akal manusia yg tingkat kedalaman dan kecerdasannya majemuk dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat oleh para tabi'in dan para imam shalihin. Paham keagamaan inilah yg dlm terminologi (istilah) Islam selanjutnya dikenal dgn paham Ahlus Sunnah wal Jamaah . Atau sebagian menyebutnya dgn pemahaman para salafus shalih.
Orang yg telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan tegar dlm menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka telah yakin akan kebenaran yg diikutinya. Berbeda dgn orang yg berada di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung dan ragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid'ah, dari filsafat ke ilmu kalam, dari mu'tazilah ke ahli tahrif, dari ahli ta'wil ke murji'ah, dari thariqat yg satu ke thariqat yg lain dan seterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dgn manhaj (jalan) yg benar sehingga iman kita akan tetap kuat dlm situasi apapun.
Menjalani Tarbiyah
Tarbiyah (pendidikan) yg semestinya dilalui oleh tiap muslim cukup banyak. Paling tak ada empat macam :
*
Tarbiyah Imaniyah
yaitu pendidikan untk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja' (pengharapan) dan mahabbah (kecintaan) kepada Allah serta untk menghilangkan kekeringan hati yg disebabkan oleh jauhnya dari Al Qur'an dan Sunnah.
*
Tarbiyah Ilmiyah
yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yg benar dan menghindari taqlid buta yg tercela.
*
Tarbiyah Wa'iyah
yaitu pendidikan untk mempelajari siasat orang-orang jahat, langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari berbagai peristiwa yg terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yg benar.
*
Tarbiyah Mutadarrijah
yaitu pendidikan bertahap, yg membimbing seorang muslim setingkat demi setingkat menuju kesempurnaannya, dgn program dan perencanaan yg matang. Bukan tarbiyah yg dilakukan dgn terburu-buru dan asal jalan.
Itulah beberapa tarbiyah yg diberikan Rasul kepada para sahabatnya. Berbagai tarbiyah itu menjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang masa.
Meyakini Jalan yg Ditempuh
Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yg bertambah keyakinannya terhadap jalan yg ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah maka bertambah pula tsabat (keteguhan iman) nya. Adapun di antara usaha yg dpt kita lakukan untk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan hidup yg kita tempuh adalah:
Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus yg kita tempuh itu adlh jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada dan orang-orang shalih.
Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih karena kebenaran yg kita pegang, sebagai-mana firman Allah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambaNya yg Ia pilih." (QS. 27: 59)
Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagai benda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid'ah, orang fasik, orang Islam yg tak mau berdakwah / da'i yg sesat? Mudah-mudahan kita berada dlm keyakinan yg benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah yg sesungguhnya.
Berdakwah
Jika tak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yg tepat. Di antara medan pergerakan yg paling agung adlh berdakwah. Dan berdakwah merupakan tugas para rasul untk membebaskan manusia dari adzab Allah.
Maka tak benar jika dikatakan, fulan itu tak ada perubahan. Jiwa manusia, bila tak disibukkan oleh ketaatan maka dpt dipastikan akan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah dan berkurang.
Jika seorang da'i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathil dlm perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allah akan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.
Dekat dgn Ulama
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara manusia ada orang-orang yg menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan." (HR. Ibnu Majah, no. 237, hasan)
Senantiasa bergaul dgn ulama akan semakin menguatkan iman seseorang. Tercatat dlm sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahimahullah: "Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan din ni dgn Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dgn Imam Ahmad."
Bila mengalami kegundahan dan problem yg dahsyat Ibnul Qayyim mendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untk mendengarkan berbagai nasehatnya. Sertamerta kegundahannya pun hilang berganti dgn kelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97).
Meyakini Pertolongan Allah
Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yg ditunggu-tunggu itu tak kunjung datang, bahkan yg dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan seperti ni manusia banyak membutuh-kan tsabat agar tak berputus asa. Allah berfirman: Dan berapa banyak nabi yg berperang yg diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yg bertaqwa, mereka tak menjadi lemah karena bencana yg menimpa mereka di jalan Allah, tak lesu dan tak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yg sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yg berlebihan dlm urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yg baik di akherat. " (Ali Imran: 146-148)
Mengetahui Hakekat Kebatilan
Allah berfirman: "Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yg bergerak dlm negeri ." (Ali Imran: 196)
"Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur'an (supaya jelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yg berbuat jahat (musuh-musuh Islam)." (Al An'am: 55)
"Dan Katakanlah, yg benar telah datang dan yg batil telah sirna, sesungguhnya yg batil itu pastilah lenyap." (Al Isra': 81)
Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati tiap orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akan menang akan mengukuhkan seseorang untk tetap teguh berada dlm keimanannya.
Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat
Akhlak pendukung tsabat yg utama adlh sabar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:"Tidak ada suatu pemberian yg diberikan kepada seseorang yg lebih baik dan lebih luas daripada kesabar-an." (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa kesabaran iman yg kita miliki akan mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar termasuk senjata utama mencapai tsabat.
Nasehat Orang Shalih
Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhan iman. Karena itu, dlm segala tindakan yg akan kita lakukan hendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan, saat mendapat rezki yg banyak dan lain-lain.
Bahkan seorang sekaliber Imam Ahmad pun, beliau masih perlu mendapat nasehat saat menghadapi ujian berat oleh intimidasi penguasa yg tiranik. Bagaimana pula halnya dgn kita?
Merenungi Nikmatnya Surga
Surga adlh tempat yg penuh dgn kenikmatan, kegembiraan dan suka-cita. Ke sanalah tujuan pengembaraan kaum muslimin.
Orang yg meyakini adanya pahala dan Surga niscaya akan mudah menghadapi berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untk tetap tsabat dlm keteguhan dan kekuatan imannya.
Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering mengingatkan mereka dgn kenikmatan Surga. Ketika melewati Yasir, istri dan anaknya Ammar yg sedang disiksa oleh kaum musyrikin beliau mengatakan: "Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian nanti adlh Surga". (HR. Al Hakim/III/383, hasan shahih)
Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkan keimanan kita sehingga Allah menjadikan kita khusnul khatimah. Amin.
Muhammad Shalih Al Munajjid, bit tasharruf waz ziyadah
Friday, September 11, 2015
Popular on September
0 Response to "15 PETUNJUK MENGUATKAN IMAN"
Post a Comment