Inilah Alasan Mendasar Mengapa Civic-Islam Harus Digiatkan

CIVIC ISLAM PUNYA MOMEN HISTORIS SAAT INI Direktur Lembaga Penelitian, Penerangan dan Pendidikan Ekonomi-Sosial (LP3ES), AE Priyono mengatakan, saat ni Indonesia butuh gerakan kewargaan berbasis Islam. Dengan konsepsi Civic-Islam itu AE Priyono dan teman-teman muda pergerakan Islam bermaksud menjaga demokrasi dlm politik Republikan Indonesia. “Kita punya argumen untk menjadikan Civic-Islam ni sebagai bagian penting dlm momen-momen historis Indonesia sekarang. Ketika proses politik menjadi sangat elitis dan dikuasai oleh oligarkhi, plutokrasi dan plutonomi, dan disertai proses ekonomi liberal makin memarginalkan ekonomi kewargaan," paparnya di hadapan puluhan peserta Seminar Civic-Islam di Gedung Konferensi Asia-Afrika, Bandung, sabtu 14 Maret 2015. AE dgn lembaga LP3ES dan lembaga-lembaga yg dikelola sebelumnya melihat bahwa hasil-hasil riset selama kurang lebih 10 tahun belakangan menunjukkan Indonesia mengalami kemacetan karena asumsi yg berkembang melihat demokrasi hanya urusan soal pemilu. “Salahsatu kegagalan terpenting dlm demokrasi liberal di Indonesia sejak tahun 1999 adlh menyangkut proyek pembentukan citizenship. Siapa subjek demokrasi di Indonesia itu sebenarnya?” tanyanya kritis. Atas dasar itu, ia merasa Civic-Islam perlu digulirkan ke masyarakat, terutama di kalangan umat Islam, terlebih-lebih pd generasi muslim perkotaan berbasis organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) dan lain sebagainya. “Ini merupakan tanggungjawab sejarah kita saat ini. Menjadi sangat strategis kalau kita punya target memproduksi warga negara yg memiliki basis kesadaran virtue. Islam menyediakan banyak virtue untk mengawal demokrasi ini. Agar proses ekonomi, politik, sosial, kebudayaan dan seterusnya itu bekerja sesuai agenda-agenda kewargaan, “jelasnya. -Ferli H. -SUMBER Katakini.com

Posted by Unknown